LAPORAN
PRAKTIKUM KOEFISIEN
RESTITUSI
MATA PELAJARAN FISIKA
KELAS
XI MIPA 6
Anggota
Kelompok :
1)
Jauharoh Fadiyah (
20 )
2)
Naely Ulfa (
26 )
3)
Saras Aprilia (
31 )
4)
Winda Sukma Larasati ( 36
)
A. Latar Belakang
Puji dan syukur
saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya lah sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Koefisien
Restitusi ini. Laporan ini kami
susun guna untuk memenuhi
tugas mata pelajaran fisika. Kami sadar bahwa laporan ini jauh dari kata
sempurna, maka kritik dan saran kami harapkan agar dikemudian hari kami dapat menyusun laporan dengan labih baik lagi.
B.
Waktu Pelaksanaan
Kami melaksanakan Praktikum
Koefisien Restitusi bersama-sama pada
hari :
Kamis
tanggal :
26 November 2015
waktu :
Sepulang sekolah—selesai
bertempat di SMA Negeri 1 Purbalingga
C. Tujuan
Ø
Mengetahui besarnya koefisien restitusi benda
Ø
Mengetahui jenis tumbukan yang dialami benda
Ø
Mengetahui kesalahan yang menyebabkan ketidak akuratan data
D. Dasar Teori
Tumbukan
Peristiwa
tumbukan antara dua buah benda dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
Perbedaan tumbukan-tumbukan tersebut dapat diketahui berdasarkan nilai
koefisien elastisitas (koefisien restitusi) dari dua buah benda yang
bertumbukan. Koefisien restitusi dari dua benda yang bertumbukan sama
dengan perbandingan negatif antara beda kecepatan sesudah tumbukan dengan beda
kecepatan sebelum tumbukan. Dengan e adalah koefisien restitusi.
Koefisien Restitusi
Koefisien restitusi adalah akar dari tinggi mula-mula
suatu benda pertinggi pantulan pertama benda tersebut. Satu benda memiliki
koefisien restitusi yang sama.
Jenis-Jenis Tumbukan
Ketika dua buah
benda saling bergerak mendekati kemudian bertumbukan (bertabrakan), setidaknya
ada tiga jenis tumbukan yang terjadi, yaitu
1)
Tumbukan Lenting sempurna
Pada
tumbukan lenting sempurna berlaku
Ø
Hukum kekekalam momentum
Ø
Hukum kekekalan energi kinetic
Ø
Koefisien restitusi (e) = 1
2)
Tumbukan Lenting sebagian
Pada
tumbukan lenting sebagian berlaku
Ø
Hukum kekekalan momentum
Ø
Rumus tumbukan
Ø
Koefisien restitusi (e) 0 < e < 1
3)
Tumbukan Tidak Lenting Sama sekali
Pada
tumbukan tidak lenting sama sekali berlaku
Ø
Hukum kekekalan momentum
Ø
Koefisien restitusi (e) = 0
Ø
V1’ = V2’ = V’
E. Alat dan Bahan
1.
Bola pimpong
2.
Bola bekel
3.
Bola tenis
4.
Meteran atau mistar
5.
Alat tulis
6.
Kamera atau HP
F. Cara Kerja
o Menyiapkan semua alat dan
bahan yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum,
o Menempelkan meteran atau
mistar pada dinding ,
o Mengambil pingpong, kemudian
angkat bola hingga ketinggian 1 meter,
o Jatuhkan bola sambil
mengapati tinggi pantulan pertama, kedua, dan ketiga,
o Lakukan hal tersebut
berulang-ulang untuk bola bekel dan bola tenis,
o Catat hasil pengamatan
tersebut dan dokumentasikan.
G. Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang
telah dilakukan dalam praktikum tersebut kami dapat memperoleh data sebagai
berikut
Jenis Bola
|
h0
|
h1
|
h2
|
h3
|
Bola Pimpong
|
100 cm
|
70 cm
|
37 cm
|
24 cm
|
Bola Bekel
|
100 cm
|
71 cm
|
49 cm
|
28 cm
|
Bola Tenis
|
100 cm
|
64 cm
|
35 cm
|
24 cm
|
Dari data diatas maka kami
dapat menghitung besar koefisien restitusinya dengan cara memasukkan data
diatas ke dalam rumus
Bola
Pingpong Bola Bekel Bola Tenis
= = 0,83 = = 0,84 = = 0,8
= 0,72 = 0,83 = 0,73
= 0,8 = 0,75 = 0,82
Maka diperoleh data sebagai
berikut
Jenis Bola
|
Koefisien Restitusi (e)
|
||
h1 dengan h0
|
h2 dengan h1
|
h3 dengan h2
|
|
Bola Pimpong
|
0,83
|
0,72
|
0,8
|
Bola Bekel
|
0,84
|
0,83
|
0,75
|
Bola Tenis
|
0,8
|
0,73
|
0,82
|
H.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum diatas
kita dapat mengetahui besar restitusi dari bola pingpong, bola bekel, dan bola
tenis. Seharusnya satu benda memiliki besar restitusi yang sama namun dari data
diatas tidak demikian, maka sudah terjadi beberapa kesalahan dalam praktikum
tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan kesalahan atau ketidak akuratan
data, diantaranya sebagai berikut:
ü
Keterbatasan
ketelitian pengukur (batas ketelitian mistar adalah 1 mm),
ü
Kesalahan
penentuan titik puncak pantulan bola, yang disebabkan karena waktu bola berada di posisi puncak hanya
sepersekian detik, dan tidak dapat
ditangkap mata secara akurat,
ü
Bidang
pantulan yang tidak rata, sehingga selain menyebabkan ketinggian pantulan yang berbeda, juga menyebabkan
arah pantulan yang tidak tegak lurus
dengan bidang pantulan (membentuk sudut baru),
ü
Ada juga faktor lain,
seperti adanya angin yang berhembus ke arah bola, sehingga arah pantulan bola juga berubah.
Berdasarkan hasil
praktikum diatas kami dapat mengetahui bahwa tumbukan antara bola pimpong, bola
bekel, dan bola tenis dengan lantai termasuk dalam Tumbukan Lenting Sebagian.
Karena besarnya koefisien restitusi bola-bola tersebut yaitu 0 < e < 1
sehingga disebut dengan Tumbukan Lenting Sebagian.
I.
Dokumentasi
Alat yang digunakan
Pelaksanaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar